Home
recent

Masjid dan Orang Tua Buta


               Hari-hari pertama tinggal di kota Marrakech, saya dikenalkan ke berbagai tempat di kota ini. Lalu, pada hari jum’at tepatnya selesai sholat jum’at saya dan teman-teman baru lainnya diajak ke kota qodimahnya Marrakech. Di sini terdapat beberapa makam sab’atur rijal atau tujuh wali yang tersohor di Marrakech dan Maroko. Di kota qodimah ini juga terdapat Jamel efna yaitu pasar tradisional terbesar di Marrakech, kalau kami orang Indonesia bilang ini kawasan malioboronya Maroko, karena memang di pasar Jamel efna sangat besar dan mirip pasar malioboro yang ada di Yogyakarta.
                Berjalan kaki dari pasar ini menyelusuri dan terus menyelusuri sampailah waktu maghrib, dan juga isya. Kami sholat di sebuah masjid yang tak tau apa nama masjid itu. Seperti pada tulisan saya sebelumnya bahwa salah satu tradisi orang Maroko itu membaca satu hizb Al-qur’an setiap selesai maghrib dan subuhnya. Pada maghrib menjelang isya malam itu saya juga melihat dan mendengar tradisi itu karena memang kami lagi berada di dalam masjid di kawasan pasar itu. Yang unik dan hebatnya kali ini jema’ah saya lihat taka dan satupun yang meihat Al-Qur'an
 Setelah itu pembacaanpun selesai dan waktu isyapun masuk, ternyata banyak dari jamaa’ah masjid itu buta matanya, saya lihat beberapa dari mereka meraba-raba dinding untuk keluar masjid untuk berwudhu’ dan tak sedikit pula beberapa yang dibimbing wudhunya.
Lalu muadzinpun mengumandangkan iqomat sholat isya dan sholat. Setelah sholat baru saya sadari ternyata bukan hanya beberapa jema’ahnya saja yang buta tapi imamnya juga buta. Lagi lagi terkejut dan terkagum saya melihat keadaan ketika itu.
Masjid ini diisi oleh banyak kakek-kakek tua yang kebanyakan buta, mereka hapal al-qur’an 30 juz. Imam sholatnya buta dan makmumnya juga banyak yang buta. Sungguh hebat semangat spiritual mereka dalam beribadah. Mereka mencontoh sahabat nabi yaitu Abdullah bin Ummi maktum yang buta tetapi tetap saja disuruh oleh rasulullah untuk sholat berjama’ah karena masih mendengar adzan.
Lalu, bagaimanakah kita pemuda sekarang? Yang masih muda semangat aktifitas dan tidak ada kekurangan fisik tetapi masih saja meninggalkan dan melalaikan sholat. Patutlah kita Tanya pada hati nurani kita masing-masing, tidakkah malu kepada Allah ?kepada Rasulullah? Dan kepada orang-orang buta di luar sana yang selalu senantiasa menaga sholat berjama’ah di masjid ?
Semoga tulisan ini bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.