Biografi Imam Qodhi Iyyadl
Nama lengkap beliau ialah Iyyad bin
Musa bin Iyadh As-Sibti Al-Yahshubi nama as sibti di ambil dari nama tempat
dimana beliau dilahirkan yaitu sebta atau sekarang di sebut “ceuta” sebuah
ekslave (bagian negara yang tepisah) milik spanyol yang berada di ujung utara
maroko sedangkan nama al yanshubi di nisbatkan kepada yanshub bin malik salah
satu kabilah Humair, kabilah di Yaman Al-Kohtoniyah.
Jauh sebelum beliau di lahirkan
nenek moyang beliau hijrah ke Basthoh, salah satu daerah di Gornatoh atau
sekarang di kenal Granada sebuah kawasan otonomi Negara spanyol, Kemudian
hijrah ke kota Fes, Maroko. Lalu sekitar tahun 373 H / 893 M buyut beliau Amr
(di riwayat lain Imran) hijrah ke kota Sebta yang kemudian pada tanggal 15
Sya’ban 476 H / 28 Desember 1083 M al qadhi iyadh lahir, atau tiga tahun
sebelum perang “az zilaqo" yang masyhur.
"Laulal iyadh lama urifal
maghrib" (jika bukan karena qodhi iyadh Negara mafghrib tak akan di kenal)
kurang lebih seperti itu kata kebanyakan orang, beliau tumbuh besar dan belajar
kepada ulama Sebta yang Kemudian pada tahun 503 H beliau memutuskan untuk
berkelana ke Andalusia.dan belajar disana, tujuh tahun setelah itu tepatnya
ketika beliau berumur 35 tahun beliau di angkat jadi qodhi di sebta yang ketika
itu banyak kerusakan bermunculan dan atas nama keadilan serta amanah yang sudah
di berikan.
Beliau basmi seluruh kerusakan itu dan menata
kembali peraturan serta batas batasan daerah tersebut.dengan penataan yang
bagus karena kepiawayan beliau ini serta luasnya ilmu beliau, raja ali bin
yusuf bin taysfin mengangkatnya menjadi qadhi Granada pada tahun 531 H yang
beliau laksanakan dengan sangat baik dengan mencopot para pemimpin tanah
andalus yang menurut beliau tidak cocok diantaranya anaknya raja ali sendiri
yaitu tasyfin bin ali karena mungkin tidak terima ia mendesak ayahnya raja ali
agar mencopot qadhi iyadh dari jabatannya sehingga di copotlah qadhi iyadh dari
jabatannya pada bulan ramadhan tahun 532 H dan kembali ke sebta, namun tidak
untuk menjadi qadhi melainkan menfokuskan diri untuk mengajar serta berfatwa,
atas kuasa allah pada tahun 539 H tasyfin bin ali yang dulunya mati matian agar
al qadhi iyadh di lengserkan, malah meminta agar al qadhi iyadh kembali menjadi
qadhi di sebta setelah ia sadar bahwa tanah sebta membutuhkan seorang qadhi
yang sholeh serta bersungguh sungguh dalam jabatannya.
“Ilmu itu ibarat hewan
peliharaan,maka ikatlah dengan tulisan” mungkin ini yang di terapkan Al Qadhi
Iyadh melalui karya karyanya diantaranya “al ikmal fi syarhi shohih muslim” dan
“masyariqul anwar fi tafsiri gharibil hadits” serta kitab “as syifa “ sebuah
kitab yang membuat nama beliau masyhur yang di dalamnya diterangkan riwayat
nabi Muhammad.
Walaupun Al Qodhi Iyadh merupakan
ulama’ yang bermadzhab maliki karyanya juga bepengaruh di indonesia yang
mayoritas bermadzhab syafii, buktinya hadhratus syaikh Hasyim asyari (pendiri
NU) di dalam kitabnya “at tibyan fin nahyi an munqothoil arham wal aqrab wal
akhwan” banyak menukil pendapat dari al qadhi iyadh.
Beliau yang merupakan seorang faqih
dalam madzhab maliki juga merupakan guru dari Ibnu Rusyd atau orang Europa
menyebutnya Averroes, filosof muslim yang banyak mengomentari karya aristoteles
yang juga ahli dalam kedokteran serta astronomi yang konon makamnya terletak di
kota Marrakesh atau di samping makamnya sayyid abbas as sibti (tapi ini qoul
lemah)
beliau meninggal pada tahun 1149 M dan makamnya terletak di
bab aylan kota Marrakech, sekitar 3 KM dari tempat kami tinggal. Nama beliau di
jadikan nama sebuah universitas terkemuka di Kerajaan Maroko, yaitu Universitas
Caddi Ayyad (dibaca : Universitas qodhi iyyad) terletak kota Marrakech dan Beni
mellal.
Sumber : Syaikh Attawwabi Al arabi, penjaga makam Al qodhi
iyyad
Mahasiswa Indonesia di Universitas Caddi Ayyad Marrakech
Mahasiswa Indonesia di Universitas Caddi Ayyad Marrakech
Syaikh Attawwabi Al arabi, penjaga makam Al qodhi iyyad |
makam imam qodhi iyyad |
pintu masuk makam imam qodhi iyyadh |
Tidak ada komentar: