Kakek Tua Buta yang Taat Ibadah
Seusai sholat maghrib, seperti
biasanya mayoritas masjid-masjid Maroko membaca Al-qur’an bersama sampai satu
hizb atau setengah juz, sebagaimana telah saya ceritakan di tulisan sebelumnya.
Saya bersandar di sebuah tiang
masjid sembari menunggu waktu isya masuk dengan mengulang hafalan saya. namun,
mata saya tetrtuju kepada seorang kakek yang sudah tua umurnya sekitar 60-70an
kalau saya taksir, beliau ini selalu sholat Sunnah sebelum dan setelah sholat 5
waktu dengan raka’at yang banyak. Sudah sering saya perhatikan, bahkan beliau itu
selalu sholat di posisi yang sama, yaitu di belakang tiang seperti pada foto.
Saya penasaran dengan jumlah raka’at
sholat sunnahnya.kali ini, kebetulan saya sedang bawa handphone. Saya video
beliau sampai selesai sholatnya, dan saat di rumah saya lihat lagi videonya,
ternyata sekitar 24 raka’at sholat Sunnah qobliyah azan isyanya. Itu baru isya,
belum lagi subuh zuhurnya asharnya maghribnya.
Sungguh salut dan malu saya
jadinya. Ternyata tak hanya sampai itu saja rasa salut saya. saya perhatikan
lagi, ternyata beliau itu kurang baik/buta matanya. Sering saya lihat beiau
setelah sholat itu sering ingin menjabat tangan orang di sebelahnya, padahal tak
ada orang dan sering juga beliau selalu meraba-raba dinding dan rak untuk
mencari sandalnya.
MasyaAllah, kakek ini sangatlah
memberi pesan moral ibadah kepada saya dan kita semua, beliau tua dan buta
selalu menjaga sholat di masjid, dan untuk sholat sunnahnya saya perkirakan tak
kurang dari 100 rakaat satu harinya.
Lalu bagaimanakah kita yang masih
muda, apakah masih menyadari urgensi sholat berjama’ah atau tidak? Tentu tidak
harus menyadari saja, lebih dari itu harus menjadikan sholat jama’ah plus
rowatib menjadi kebutuhan kita. Jika kebutuhan itu tak tercapai keresahan
melanda kita.
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar: