Arti dan filosofi dari Nama Ma’had Daarun Nahdhah Thawalib Bangkinang
Menurut sejarah awal berdirinya, awalnya
memang pondok ini belum diberi nama Daarun Nahdhah Thawalib, melainkan dengan
nama daarul mualimin yang dipimpin oleh Syaikh H. Abdul Malik pada tahun 1923.
Tetapi karena agresi militer Jepang yang masuk wilayah Bangkinang dan
sekitarnya pada Maret 1942 membuat kegiatan Daarul Mualimin berhenti total.
Ustadz dan santri-santrinya terpencar-pencar akibat pertempuran yang mau tidak
mau harus dihadapi.
Setelah
enam tahun dari agresi militer jepang tersebut, KH Muhammad Nurmahyuddin salah
seorang murid Syaikh Abdul malik besama tokoh masyarakat muara uwai
memusyawarahkan untuk mendirikan pondok pesantren di daerah itu. Alhasil, tepatnya
tanggal 18 Agusutus 1948 disepakati nama pondok pesantren yang dimaksud dengan
nama Pondok Pesantren Daarun Nahdhah Thawalib Bangkinang معهد دار
النهضة طوالب بانجكينانجyang disingkat dengan PPDNTB.
Jadi, apa
arti dan nilai filosofi dari nama Daarun Nahdhah Thawalib tersebut? Masih
banyak orang yang bertanya-tanya apa maksud dari nama pondok tertua di Riau
ini. Bahkan ketika alumni pondok ini ditanya masih banyak yang mengatakan tidak
tahu.
Ma’had
Daarun Nahdhah Thawalib معهد دار النهضة
طوالب terdiri 4 suku kata Arab, yakni
ma’had, Daar, An-nadhah, dan thawalib.
Yang pertama kata Ma’had معهد, Ma’had berasal dari shighot isim makan
yang berwazankan مفعل di
dalam kamus mu’jam Al-wasith, kata ma’ad menunjukkan
arti tempat berlangsungnya belajar-mengajar atau kajian. Biasanya ma’had di
Indonesia ini lebih masyhur dengan nama pondok pesantren, yaitu tempat
belajar-mengajar dan kajian secara khusus kajian islam. Jadi, tidak semua sekolah
dinamakan pesantren. Karena pesantren lebih dikhususkan untuk kajian-kajian
yang bernafaskan islam saja.
Yang kedua, Daar دار, di dalam kamus mu’jam ar roid menyebutkan bahwa daar
memiliki arti berkeliling di sekitarnya. Maksudnya adalah daar itu sebagai
tempat seluruh kegiatan orang-orang yang ada di dalamnya,bisa dartikan juga
dengan tempat tinggal. Sama dengan kata منزل, مسكن, بيت. Dengan begini, pondok pesantren ini dituntut
untuk mengontrol dan mengatur segala kegiatan yang bersangkutan dengan
santri-santrinya.
Yang ketiga, An-nahdhah النهضة,
berasal dari shighot mashdar dari kata نهض yang berasal dari wazan فعلة yang artinya kebangkitan .Di dalam mu’jam al
wasith juga disebutkan bahwa An-nahdhah artinya adalah kebangkitan, kekuatan dan kemajuan. Maka
banyak ormas yang memakai kata Nahdhah seperti Nahdhothul ulama (NU) yang
artinya kebangkitan ulama’, atau Nahdhothul wathan yang artinya kebangkitan
nasional, dan yang lainnya. Jadi, dengan memakai kata anNadhah, pondok
pesantren ini dituntut untuk membangkitkan masyarakat dalam bidang pendidikan
islam. Tetapi jangan salah sangka, meskipun kata Annahdhah di pesantren ini
juga dipakai oleh nahdhatul ulama’ (NU), bukan berarti pondok ini milik ormas
NU itu. Karena pondok ini tidak berkaitan dengan ormas manapun, seperti NU,
Muhammadiyah, ataupun yang lainnya.
Yang keempat,Thawalib طوالب adalah jama’
dari طالب yang artinya
murid-murid. Perlu diketahui bahwa kata طالب memiliki beberapa bentuk jama’ yaitu طلاب, طلبة ,طوالب meskipun kata طوالب ini jarang
sekali digunakan. Jadi memang pondok pesantren ini mengajari santri-santri,
bukan guru-guru. Banyak orang mengira kalau pondok pesantren ini adalah cabang
dari pondok thawalib yang di Padang Panjang Sumatera Barat, tapi itu tidak
benar, walaupun namanya sama-sama menisbatkan dengan kata thawalib.
Yang terakhir sebagai tambahan,
Bangkinang. Bangkinang adalah ibukota kabupaten Kampar. Kabupaten yang
berbatasan langsung dengan Pekanbaru sebagai ibukota provinsi Riau.
Jadi secara keseluruhan, ma’had
Daarun Nadhah Thawalib bangkinang artinya adalah tempat belajar ilmu islam
rumah kebangkitan dari kalangan santri-santri yang terletak di Bangkinang. Lebih
singkatnya Ma’had Daarun Nahdhah Thawalib artinya adalah Rumah Kebangkitan Umat
islam. Lalu,apa nilai filosofi yang bisa diambil dari nama yang brilian ini
?
Nama bukanlah hanya sebuah nama. Tentu
setiap nama memilki nilai filosofi dan tujuannya masing-masing sesuai dengan
nama tersebut. Menurut saya, sang pendiri pondok Almarhum Abuya KH Muhammad
Nurmahyuddin sudah memikirkan kedepan dari pondok pesantren ini berikut
sesuai dengan namanya juga. Beliau juga memikirkan, membayangkan, dan
mengharapkan bahwa pondok pesantren ini akan menjadi markaz kebangkitan umat
islam di Indonesia, khususnya Provinsi Riau, terutama di Kabupaten Kampar. Beliau
juga pasti mengharapkan alumni-alumni pondok pesantren ini akan mengabdi kepada
tanah air sesuai dengan bidangnya masing-masing tentunya sesuai dengan sandaran
Al-Qur’an dan Sunnah.
Jadi, berbanggalah kita sebagai
alumni dari pondok pesantren manapun di Indonesia. Secara khusus, Berbanggalah menjadi
bagian kemajuan pondok pesantren Daarun Nahdhah thawalib Bangkinang. Jangan pernah
malu dan tidak mau mengakui bahwa kita Abiturent/abiturenten Daarun Nahdhah. Karena sang pendiri sudah mengharapkan kita sebagai alumni pondok ini akan
berjuang mengabdi kepada tanah air dan memimpin kebangkitan umat islam.
Pendiri PPDNTB, dan beberapa sudut gedung pondok. |
Semoga bermanfaat.
Maroko, 7-Mei-2017
Tidak ada komentar: