Home
recent

Kembali mondok

          Sibuk dengan hiruk pikuk dunia, smartphone laptop plus internet. Belum lagi banyak mudhorot yang saya dapatkan selama di kota ini. Hati ini memutuskan untuk mengasingkan diri ke sebuah pesantren yang terletak di perkampungan pelosok Selatan Maroko. Madrasah Ikdhi Al-atiqoh namanya.
          Madrasah ini terletak di daerah sous Anzi.. Untuk sampai ke sini bisa memakan 5 jam perjalanan dari kota Marrakech, tempat saya tinggal. Saking pelosoknya di daerah tidak sinyal sedikitpun dari kartu sim yang saya gunakan. Memang ini salah satu tujuan saya, agar jauh dari kehidupan media sosial.
          Awalnya saya konfirmasi dahulu kepada teman bahwa akan ke sini untuk jangka waktu satu Bulan. Sampai pertama kali di pondok ini, kami langsung disambut oleh pimpinannya, as syaikh al faqih Abdullah Ar rais namanya. Beliau diberi gelar faqih karena paham betul seluk beluk ilmu syar’iah dalam islam. Lalu kamipun berbincang, lalu saya bertanya, tahun berapa madrasah ini didirikan, beliau jawab sudah lama sekali, pada abad ke 8 hijriah atau abad ke 13 masehi. Artinya, madrasah ini sudah berumur sekitar 7 abad, ya 700 tahun. Ternyata, madrasah ini salah satu yang tertua di Maroko.
          Ikdhi, itulah namanya. Ikdhi berasal dari bahasa Amazigh, perlu diketahui bahwa suku asli di Maroko adalah suku Amazigh, bukan bangsa Arab. Ikdhi dalam bahasa Amazigh berarti tanah yang menjorok ke bawah. Karena memang madrasah ini dikelilingi oleh perbukitan dan ditengahnya menjorok ke bawah seperti halnya lubang.
          Saya merasakan semangat ghiroh yang berbeda di sini. Mengamati setiap orang selalu sibuk menghapal dan belajar. Selalu bawa kitab kemana-mana. Belum lagi penyampaian mutiara hikmah dari faqih yang ada di sini. Sehingga tiada hari tanpa menghapal dan belajar. Jadi ingat ungkapan faqih : man qoro’a wa lam yatafaqqah kaman akala salam yatafakkah. Artinya, orang yang membaca tanpa memahami ibarat orang yang makan tanpa ada buah-buahan.



Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.