Tiada Titik Akhir Mencintai Indonesia
Berangkat dari perkataan ulama yakni hubbul wathon minal iman, yang artinya Cinta tanah air itu bagian dari keimanan. Ya, cerminan dari mahfuzhat tersebut adalah menumbuhkembangkan nasionalisme dengan sikap nasionalis.
Nasionalisme itu tak hanya sekedar kata-kata. Tetapi lebih dari itu nasionalis yakni mencintai negeri dengan sepenuh hati, loyal kepadanya, dan berbuat yang terbaik untuk negeri tercinta.
Saya merasa sikap nasionalis itu akan diuji ketika berada di luar negeri, seperti yang sedang saya jalani saat ini. Bagaimana tidak, ketika kita berbuat suatu kebaikan, misalnya menolong seorang nenek untuk menyeberangi jalan, maka dia bertanya, “dari Negara mana asalmu nak? “ dengan bangga saya menjawab “Indonesia”. Jujur saja, ketika menyebutkan kata Indonesia itu ada rasa deg-degan dan getaran yang berbeda di hati ini.
Begitu juga jika kita berbuat suatu kejelekan atau hal yang aneh walau dengan ketidaksengajaan maka orang akan bertanya, “dari Negara mana asalmu”? Ya mau tak mau kita juga harus mengakui bahwa kita adalah anak Indonesia, walau berat rasa di hati membuat persepsi buruk di masyarakat luar negeri.
Memang kebanyakan orang Maroko, jika disebutkan Indonesia mereka beri apresiasi dan pujian yang tinggi. Mereka bilang Indonesia negeri terbesar muslimnya. Orang Indonesia baik-baik akhlak perangainya. “ketika saya haji dulu, jama’ah Indonesia yang paling tertib” ujarnya. Ya, persepsi itu menjadi sebuah tantangan bagi saya selaku Indonesian sejati. Tugas selanjutnya adalah bagaimana cara mempertahankan imej tersebut bahkan meningkatkannya dalam persepsi masyarakat luar negeri ini.
Apalagi beberapa waktu yang lalu saya mengikuti SEAS GAMES yaitu pertandingan olahraga dan seni antar pelajar Asia tenggara yang belajar di Maroko. Di sini saya merasakan bahwa awal dari sikap nasionalis itu bangga dan mau membela negara. Teman-teman mendukung dan meyemangati saya. Perasaan nasionalis ini bertambah haru tatkala dinyanyikan lagu Indonesia Raya dan lagu yang berhaluan kebangsaan lainnya. Indonesia, ya itulah negeriku, tanah airku, dan kuberjanji akan mengabdi kepadamu Indonesia. Memang tiada titik akhir untuk mencintaimu Indonesia.
Nasionalisme itu tak hanya sekedar kata-kata. Tetapi lebih dari itu nasionalis yakni mencintai negeri dengan sepenuh hati, loyal kepadanya, dan berbuat yang terbaik untuk negeri tercinta.
Saya merasa sikap nasionalis itu akan diuji ketika berada di luar negeri, seperti yang sedang saya jalani saat ini. Bagaimana tidak, ketika kita berbuat suatu kebaikan, misalnya menolong seorang nenek untuk menyeberangi jalan, maka dia bertanya, “dari Negara mana asalmu nak? “ dengan bangga saya menjawab “Indonesia”. Jujur saja, ketika menyebutkan kata Indonesia itu ada rasa deg-degan dan getaran yang berbeda di hati ini.
Begitu juga jika kita berbuat suatu kejelekan atau hal yang aneh walau dengan ketidaksengajaan maka orang akan bertanya, “dari Negara mana asalmu”? Ya mau tak mau kita juga harus mengakui bahwa kita adalah anak Indonesia, walau berat rasa di hati membuat persepsi buruk di masyarakat luar negeri.
Memang kebanyakan orang Maroko, jika disebutkan Indonesia mereka beri apresiasi dan pujian yang tinggi. Mereka bilang Indonesia negeri terbesar muslimnya. Orang Indonesia baik-baik akhlak perangainya. “ketika saya haji dulu, jama’ah Indonesia yang paling tertib” ujarnya. Ya, persepsi itu menjadi sebuah tantangan bagi saya selaku Indonesian sejati. Tugas selanjutnya adalah bagaimana cara mempertahankan imej tersebut bahkan meningkatkannya dalam persepsi masyarakat luar negeri ini.
Apalagi beberapa waktu yang lalu saya mengikuti SEAS GAMES yaitu pertandingan olahraga dan seni antar pelajar Asia tenggara yang belajar di Maroko. Di sini saya merasakan bahwa awal dari sikap nasionalis itu bangga dan mau membela negara. Teman-teman mendukung dan meyemangati saya. Perasaan nasionalis ini bertambah haru tatkala dinyanyikan lagu Indonesia Raya dan lagu yang berhaluan kebangsaan lainnya. Indonesia, ya itulah negeriku, tanah airku, dan kuberjanji akan mengabdi kepadamu Indonesia. Memang tiada titik akhir untuk mencintaimu Indonesia.
Ajang Seas Games Maroko 2017 |
Tidak ada komentar: