Ekspedisi Maroko dan Andalusia, Part III

Proses penaklukan Andalusia

Tepat tahun 92 H, segala rencana dan persiapan sudah matang. Awalnya, Musa bin Nushair mengutus satu pasukan percobaan yang dipimpin oleh Tharif bin Malik dengan jumlah pasukan kurang lebih 500 orang. Untuk memastikan kondisi di daerah Andalusia, apakah sama dengan apa yang diberitakan oleh julian sebelumnya.

Ternyata, pasukan Tharif bin Malik berhasil masuk merengsek dan menaklukkan daerah-daerah kecil selatan Andalusia. Pasukan ini pun ditarik kembali oleh Musa bin Nushair.

Saat yang dinantikan pun telah tiba, Thoriq bin Ziyad yang memimpin 12.000 pasukan, mayoritasnya infanteri (pasukan tak berkuda) berhasil menyeberang di selat yang nantinya diberi nama selat Gibraltar sekarang ini. Pasukan yang bergejolak dengan semangat jihad itu sudah siap mati kapan saja.

 Kabar mengenai hal itu beberapa hari didengar oleh Rodric pemimpin Andalusia, ia pun mempersiapkan bala tentara luar biasa yang berjumlah kurang lebih 100.000 pasukan dan didominasi oleh pasukan kavaleri (pasukan berkuda).

Pertempuran dua pasukan

Pada bulan Ramadhan, kedua pasukan itu pun bertemu di sebuah lembah yang bernama lembah Barbate. Dengan semangat jihad luar biasa, dan sesuai dengan janji Allah, pasukan muslim yang berjumlah 12.000 berhasil mengalahkan pasukan roderic yang berjumlah 100.000. bukan hal yang baru bagi kaum muslimin memenangkan perang dengan perbedaan jumlah pasukan dengan lawan yang sangat jauh.

sumber gambar : google

Setelah pertarungan yang luar biasa itu, pasukan muslim merengsek masuk dan menaklukkan berbagai kota. Cordoba, Granada, Maridiah, Sevilla, dan kota-kota lain berhasil ditaklukkan. Sampailah pasukan Thoriq bin Ziyad di dekat pintu masuk kota Teledo yang mana kota tersebut dijadikan ibu kota dan pusat pemeririntahan Andalusia pada saat itu.

Berita tentang penaklukan yang jaya tersebut sampai ke telinga Musa bin Nushair. Ia pun menulis surat kepada Thoriq bin Ziyad agar tidak terlalu terburu-buru dalam melakukan penaklukkan. Karena jumlah pasukan muslim semakin menipis, dan jarak dengan pusat pemerintahan islam semakin jauh. Ia khawatir pasukan kristen tiba-tiba meyerang dengan jumlah pasukan yang lebih banyak dan menghabisi pasukan muslim disana.

Musa bin Nushair pun menyusul Thoriq bin Ziyad ke Andalusia dan menyertai bersamanya 18.000 pasukan yang terdiri dari orang Arab, yaman, Syam dan sekitarnya. Sesampai di Andalusia, ia pun menaklukkan kota-kota yang belum ditaklukkan oleh pasukan Thoriq.

Penaklukan daerah barat Andalusia (Portugal saat ini)

Sang gubernur juga memerintahkan anaknya Abdul Aziz bin Musa bin Nushair untuk memimpin pasukan untuk menaklukkan kota-kota bagian barat Andalusia, yang kita kenal sekarang ini dengan negara Portugal. Selang beberapa bulan pasukan Musa dan pasukan Thoriq berjumpa di depan kota Toledo.

Penaklukkan Toledo (ibu kota kerajaan Kristen masa itu) dan akhir penakalukkan

Sesaat, musa pun memberikan arahan kepada Thoriq lagi-lagi agar jangan terburu-buru dan jangan terlalu bernafsu dalam melakukan penaklukkan. Selanjutnya mereka berhasil menguasai kota toledo, artinya daerah utama Andalusia sudah runtuh dan berhasil diambil alih oleh pasukan islam.

Mereka pun bergerak menuju kota-kota utara Andalusia, sapu bersih semua kota. Namun tersisa satu kota bernama shakrah yang belum ditaklukkan, karena terbit intruksi dari khalifah Al Walid bin Abdul Malik agar Musa bin Nushair dan Thoriq bin Ziyad kembali ke Damaskus dan supaya daerah yang berhasil ditaklukkan diperkokoh dengan sekuat tenaga.

Khalifah juga khawatir jika mereka tergesa-gesa menaklukkan sampai ke daerah perancis, pasukan kristen seluruh Eropa akan bersatu dan menghancurkan daerah-daerah kekuasaan islam. Keduanya pun balik ke Damaskus dan semenjak itu Andalusia dikuasai dan perlahan dinafasi oleh kehidupan yang islami selama lebih kurang 800 tahun.

Sumber                 : Prof. Raghib As-Sirjani, 2011, Qisshotul Andalus min al fat hila asshuquth, muassasah iqro’, Cairo

Halaman Sebelumnya