Bincang dengan Mantan Pilot Turki

Hari ke lima saya berada di turki, tujuan kota selanjutnya adalah Bursa. Keluar dari asrama teman saya daerah Basakhsehir, menuju pelabuhan eminonu menggunakan kereta metro Istanbul. Tiba-tiba ada yang menyapa "Indonesian?" , "yes right,i Am Indonesian" . Jawabku.

Lalu kami pun mengobrol banyak selama setengah jam lebih. Jujur saja, jarang-jarang loh ada orang Turki yang bisa bahasa Inggris. Katanya, karena nasionalisme mereka tinggi. Bahasa Turki lah yang menjadi bahasa pokok dan utama mereka. Acap kali saya bertanya kepada orang-orang petugas publik. Tapi ia tidak mampu menjawabnya dengan bahasa Inggris. Malah menjawab dengan bahasa Turki. Gimana saya bisa mengerti?

Ia adalah Capt Yalsen seorang mantan pilot pesawat kargo. Ia sudah berkeliling di banyak negara. 20 tahun lalu ia ke Indonesia. Saya penasaran dengan sejarah perpolitikan di Turki. Sontak, saya pun menanyakan beberapa hal. Terkait tokoh-tokoh sejarah dan politik di Turki.

Awalnya saya tanya tentang Badiuzzaman Said Nursi. Karena memang saya pernah membaca sekilas tentang sirah kehidupan beliau dari novel "Api Tauhid" karangan kang Abik ,Habiburrahman El Shirazy. Lalu pak Yalsen menjelaskan juga kekagumannya dengan syaikh Nursi. Bagaimana beliau mampu mempelajari banyak hal, mulai dari ilmu agama islam, sampai ilmu-ilmu umum duniawi berhasil dikuasainya.

Seperti tokoh-tokoh pembaharuan yang lain. Said Nursi juga ikut berpolitik menyuarakan hak-hak rakyat pada penghunjung masa-masa Turki utsmani. Akibat vokalnya, beliau pernah mendekam di penjara selama beberapa tahun. Ia juga menentang keras rezim Attaturk yang banyak sekali melakukan hal-hal super kontroversial dalam pemerintahannya.

Selanjutnya saya menanyakan tentang bagaimana dengan pemerintahaan era presiden Erdoghan sekarang? Ya, pak Yalsen sangat merasa puas berikut dengan kebijakan-kebijakannya, terlebih lagi kebijakan politik Internasionalnya yang begitu berwibawa. Sehingga turki menjadi negara yang tak bisa didikte oleh negara manapun. "Walau banyak juga orang yang berseberangan, namun kepemimpinan erdoghan tetaplah kuat". Katanya

Lalu saya pun bertanya tentang sosok Mustafha Kemal Attaturk. Ia menjawab sangat sedikit, "ia adalah orang yang bobrok". Pak Yalsen tidak mau panjang lebar menjelaskan betapa bobroknya presiden pertama mereka itu.

Saya jadi salut dengan wawasan beliau, menjelaskan tokoh-tokoh itu kepada saya. Lalu saya lihat, beliau sedang memegang buku aqidah Imam Al-Mathuridi dengan bahasa Turki. Pak yalsen menyebutkan sedang mendalami betul tentang aqidah tersebut.

Selama hampir 40 menit kami berbincang, kami pun terpisah. Saya turun di stasiun Aksaray, sementara beliau melanjutkan perjalanan hingga stasiun Yenikapi.

Saya dan capt Yalsen