Home
recent

Proses Awal Penaklukan Andalusia oleh Tentara Islam



Pada saat berada di bawah kepemimpinan Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik, Daulah Bani Umayyah melakukan ekspansi besar-besaran ke Barat. Pada masa pemerintahan Al-Walid yang berjalan lebih kurang sepuluh tahun, pada tahun 711 M tercatat suatu ekspedisi militer dari Afrika Utara menuju wilayah Barat Daya benua Eropa. Setelah menundukkan Aljazair dan Maroko, pemimpin pasukan Islam, Thariq bin Ziyad bersama pasukannya menyeberangi selat yang memisahkan antara Maroko dengan benua Eropa. Pasukan Thariq bin Ziyad berlabuh di suatu tempat yang saat ini dikenal dengan nama Gibraltar (Jabal Tariq). Kapal-kapal yang digunakan oleh pasukan Thariq, menurut beberapa riwayat disediakan oleh Julian, Pangeran Ceuta, yang namannya cukup melegenda.

Sebelum ditaklukkan oleh pasukan Islam, Spanyol diperintah oleh Raja Visigoth Roderick yang memerintah Spanyol dengan sewenang-wenang. Salah seorang keluarganya yang menjadi gubernur Ceuta, Julian, menaruh dendam kepada Roderick. Akhirnya Julian melakukan kerjasama dengan tentara Islam yang dipimpin oleh Musa bin Nushair untuk menjatuhkan Roderick.

Dalam ekspedisi yang dilakukan oleh pasukan Islam tersebut, tentara Spanyol dapat dikalahkan oleh pasukan Islam. Ibu Kota Spanyol, Cordova, dengan cepat dapat dikuasai oleh pasukan Islam. Kemudian disusul oleh kota-kota lain, seperti: Seville, Elvira dan Toledo yang dijadikan sebagai ibu kota Spanyol yang baru setelah jatuhnya Cordova.

Dalam proses penaklukan Spanyol, terdapat tiga pahlawan Islam yang sangat berjasa. Mereka adalah Tharif ibn Malik, Thariq ibn Ziyad dan Musa bin Nushair. Tharif ibn Malik dapat dikatakan sebagai perintis penaklukan Spanyol. Dia menyeberangi selat yang berada antara Maroko dan benua Eropa bersama pasukan perangnya.[5] Dikisahkan bahwa, setelah mendapat persetujuan dari Khalifah Al-Walid I, Musa bin Nushair memerintahkan panglima Tharif bin Abdul Malik an-Nakhai yang membawa 400 orang tentara dengan 100 pasukan berkuda guna melakukan penjajakan awal. Pasukan Tharif memasuki Spanyol (Andalusia) pada tahun 710 M.

Didorong oleh keberhasilan Tharif tersebut dan juga munculnya kemelut dalam kerajaan Visigothic yang menguasai Spanyol saat itu, serta didorong pula untuk memperoleh harta rampasan perang,[7] bukan hasrat untuk menaklukkan,[8] pada tahun 711 M, Musa bin Nushair mengirim pasukan ke Spanyol sebanyak 7000 orang di bawah pimpinan Thariq bin Ziyad.[9] Thariq bin Ziyad adalah seorang budak Barbar yang telah dibebaskan oleh Musa bin Nushair.

Ketika Raja Roderick mengetahui bahwa pasukan Thariq telah memasuki Spanyol, dia berusaha mengumpulkan pasukan penangkal sebanyak 25 ribu tentara. Menyadari jumlah musuh yang tidak seimbang, Thariq meminta bantuan kepada Musa bin Nushair, akhirnya Thariq mendapat tambahan pasukan sebanyak 12 ribu tentara.[11] Sebelum Thariq bin Ziyad menyerang kota-kota lain, Thariq terlebih dahulu menaklukkan Arknidona, kemudian Elvira.

Thariq bin Ziyad[13] adalah pahlawan Islam yang dikenal sebagai penakluk Spanyol disebabkan pasukannya lebih besar serta membuahkan hasil yang nyata. Pasukan Thariq bin Ziyad sebagian besar terdiri dari suku Barbar yang didukung oleh Musa bin Nushair dan sebagian orang Arab yang dikirim oleh Khalifah Al-Walid. Dalam pertempuran di suatu tempat yang bernama Bakkah, Raja Roderick dapat dikalahkan.[14] Pasukan Roderick porak-poranda dalam keadaan kacau, sementara nasib Roderick ditentukan diujung tombak Thariq bin Ziyad.

 Kemenangan yang diperoleh oleh pasukan Thariq bin Ziyad telah membuka jalan untuk penaklukan wilayah yang lebih luas lagi. Pada tahapan selanjutnya, Musa bin Nushair ikut melibatkan diri dalam pertempuran dengan membawa pasukan dalam jumlah besar. Akhirnya satu persatu kota penting di Spanyol, seperti Sidonia, Karmona, Seville dan Merida dapat ditaklukkan.

Dikisahkan bahwa Musa bin Nushair membakar semua kapal perangnya dengan tujuan agar pasukannya tidak kembali lagi ke Afrika atau melarikan diri. Akhirnya, setelah berhasil menaklukkan Semananjung Iberia (Spanyol), Musa bin Nushair mendeklarasikan kawasan tersebut sebagai bagian dari kekuasaan Bani Umayyah di Damaskus.

Kemenangan demi kemenangan yang dicapai oleh pasukan Islam di Spanyol tidak terlepas dari dua faktor; internal dan eksternal. Faktor eksternal adalah suatu kondisi yang terdapat di negeri Spanyol sendiri. Pada saat pasukan Islam melakukan ekspansi, kondisi sosial, politik dan ekonomi di Spanyol berada dalam keadaan menyedihkan. Saat itu, penguasa Gothic di Spanyol bersikap tidak toleran terhadap aliran-aliran agama yang berkembang di Spanyol. Penganut agama Yahudi yang merupakan bagian besar dari penduduk Spanyol dipaksa untuk dibabtis menurut ajaran Kristen. Dalam kondisi seperti itu, kaum tertindas di Spanyol menanti kedatangan juru selamat, dan juru selamat tersebut adalah pasukan Islam.Faktor lainnya yang menjadi penyebab kekalahan Roderick adalah kondisi pasukannya yang tidak mempunyai semangat perang.

Adapun faktor internal yang menyebabkan kemenangan pasukan Islam di Spanyol adalah suatu kondisi yang terdapat dalam tubuh penguasa, tokoh-tokoh pejuang dan prajurit Islam yang terlibat dalam pasukan perang di Spanyol. Para pemimpin pasukan Islam adalah tokoh-tokoh yang kuat, tentaranya kompak, bersatu dan penuh percaya diri. Hal terpenting lainnya adalah ajaran Islam yang ditunjukkan oleh para tentara Islam, yaitu toleransi, persaudaraan dan tolong menolong sehingga masyarakat Spanyol dengan mudah bisa menerima kedatangan pasukan Islam.
Semoga bermanfaat ...
Source : patahkekeringan.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.