Euforia WYF 2019 dimulai
Tiket pesaawat gratis, penerbanganku dari Casablanca dimulai
pada pukul 00.00 waktu Maroko, perjalanan udara yang memakan waktu 4,5 jam itu membuat pesawat yang
ku tumpangi landing di kota Kairo pada pukul 05.30 waktu Mesir. Wah, euforia acara WYF sangatlah tinggi, atribut
sudah dimana-mana, panitia mengarahkanku ke penerbangan domestik ke kota Sharam el Sheikh. Animo ini membuat hatiku
semakin menggebu mengikuti acaranya. Ce ileh, sok-sok an menggebu lu.
Setelah selesai urusan imigrasi,
ku cari musholla, ambil air wudhu dan sholat subuh. Sesudahnya aku berusaha
mencari jaringan wi-fi, namun apalah daya, wi-fi di bandara ini tidak ada sama
sekali. Bandara
Casablanca menang satu langkah. Hahaha. Transit selama lebih dari empat jam, membuatku banyak bertemu teman-teman sesama peserta WYF dari negara lain,
sedikit bercengkrama, perjalananku ke kota Sharm El Sheikh dilanjutkan pada
pukul 10 pagi.
Di udara selama 50 menit, membuat rombongan peserta WYF
sampai pada pukul 11 kurang. Sampai di airport lagi-lagi panitia sudah bersiap
di berbagai sisi, kami pun disuruh untuk registrasi ulang agar mendapatkan nama hotel masing-masing.
Keluar bandara, kami diarahkan ke ruangan khusus untuk mengambil id card
masing-masing.
Lucunya, karena aku
termasuk orang-orang yang awal masuk ke ruangan itu, panitia yang berderet rebutan
memintaku ke mejanya karena banyak yang kosong, ya aku pun memilih meja yang paling dekat dengan posisi
ku saat itu.
Setelahnya, keluar, petugas lain sudah menunggu dan mengarahkan kami
menuju bis ke hotel. Bis kelas premium lengkap dengan atribut WYF di sekujur
bodinya.
Kata temanku sudah kaya musim haji aja acara
ini. Kemana-mana dijemput pakai bis. khusus. Sesampai di hotel, check in ulang, dapat
kunci, petugas hotel mengantarkan koper kami langsung ke kamar hotel. Wow
kagetnya diriku, hotel yang akan ku inapi bukan hotel biasa. Royal holiday
beach, resort bintang lima, akses ke pantai langsung di belakannya. (Udah kaya sales aje gue). Hebatnya lagi, satu
kamar satu orang. Tak bisa berkata apa-apa, syukur selalu senantiasa ku
ucapkan.
Pada dinner pertamaku di hotel
itu, ada sedikit kebodohan terjadi. Jadi, di hotel itu punya dua restoran,
satu restoran untuk peserta dan satu lagi untuk tamu-tamu VIP hotel. Kebetulan,
restoran VIP lebih dekat dari kamarku dibanding restoran satunya. Tak pelak,
langkah kakiku lebih memilih yang paling dekat.
Segala jenis makanan, hampir ku coba, setelah
fix mengambil makanan di piringku,tak lupa nasi. Walau banyak pilihan
karbodhidrat lainnya, tapi nasi tetap yang menjadi yang pokok. Namanya aja
orang Indonesia, kalau tak makan nasi belum makan namanya.
Bersama delegasi Indonesia dari Maroko |
Ku duduk bersama temanku sesama
peserta, Steven namanya. Tak lama setelah kami berbual, seorang waitress datang
menghampiri kami. “maaf, boleh kami lihat gelang anda?” lalu steven jawab,
“tentu saja” (sambil menunjukkan gelang kami). “mohon maaf, pemilik gelang
kuning restorannya di sebelah sana, bukan di sini” sambung waitress.
kami pun setengah malu sambil tertawa di dalam hati. “Kita salah restoran
steven” ungkapku. Setelahnya kami baru paham, gelang kuning adalah peserta WYF
sementara gelang merah tamu VIP hotel.
Bersama "beberapa" delegasi Indonesia dari Berbagai Negara |
Aku sampai di kota Sharm Sheikh
tanggal 10 sedangkan acara pembukaan baru dimulai pada 14, artinya ku punya
waktu tiga hari bersantai ria. Di sana aku bertemu dan berkenalan dengan
pemuda-pemuda dari negara lain, juga delegasi dari Indonesia, rata-rata mahasiswa diaspora dari negara lain, ada yang dari Jepang, Korea Sealatan, Australia, Mesir, Maroko, Jerman, dan beberapa lainnya.
As stated by Stanford Medical, It's in fact the SINGLE reason women in this country get to live 10 years longer and weigh on average 42 lbs less than we do.
BalasHapus(By the way, it has NOTHING to do with genetics or some secret-exercise and absolutely EVERYTHING around "HOW" they are eating.)
P.S, What I said is "HOW", and not "what"...
CLICK this link to find out if this easy test can help you unlock your true weight loss possibility