Corak Islam Turki (Timur) Vs Maroko (Barat)

Maroko dan Turki. Dua kiblat kebudayaan islam yang berbeda. Satu islam khas masyriq (timur), satunya lagi gaya islam khas maghrib (barat). Sama-sama memiliki warna bendera kebanggaan, merah tua. Namun berbeda lambang di tengahnya, satu berlambang bulan dan bintang identitas islam, satu lagi berlambang bintang persegi lima, semi bintang David.

            Imperium ottoman atau dinasti Utsmaniyah adalah salah satu dari kerajaan terkuat di muka bumi pada masanya. Pusatnya di Turki, kota bursa, Edirne, serta Istanbul. Kekuatan besar serta kebudayaan islam yang melekat pada masa yang panjang itu membuat Turki kaya akan peninggalan budaya khas islam.

 Bulan Februari lalu berkunjung ke Turki, aku mengamati fenomena gaya keislaman khas Turki. tak jauh beda dengan negeri kita Indonesia. Secara, masih sama-sama negara timur islam, budaya islam Indonesia banyak berkiblat ke Turki. Namun lumayan terlihat beda dengan negara keduaku, Maroko.

Bentuk masjid misalnya, di Turki bentuk masjid dibuat sedemikian mewah dan ditutup dengan kubah berbentuk separuh bola,atau seolah tumpukan kopiah haji yang mayoritas berwarna putih. Kubahnya tak hanya satu, bahkan beranak pinak di sekitarnya. Dikelilingi pula Menara berbentuk tabung sempurna dengan topi kerucut di atasnya. Biasanya juga banyak,berjumlah  empat atau lima. Gaya inilah yang banyak ditiru oleh masjid-masjid di negara timur, demikian pula Indonesia.

Namun sial bagiku, foto-foto dari interior dan eksterior masjid-masjid Turki hilang terhapus dalam memori sdku yang rusak. Masjid ulucamii, masjid Sultan Ahmed, masjid Sulaymanie, masjid Fatih, dan masjid-masjid lainnya yang hilang dalam ingatan memori bututku.

Berbeda dengan Maroko, bentuk masjid memang dibangun mewah juga, namun arsitektur atap berbentuk prisma dan jarang berkubah. Sedangkan Menara berbentuk balok tinggi. Dan gaya ini pula yang menjadi kiblat model masjid-masjid di negara barat, Tunisia, Aljazair, Mauritania, serta Andalusia (eks spanyol dan Portugal saat ini).

Jangan tanya kalau soal foto, terlalu banyak di perangkatku, masjid Hassan II, masjid Koutubia, Masjid Mohammad VI, masjid Qorowiyyin, dan masjid-masjid lainnya yang tak mungkin kusebutkan satu persatu.

Selanjutnya, ciri khas Azan sholat. Irama azan sholat di Turki bagiku sangatlah indah dan menawan. Nada tinggi yang meliuk-liuk dihiasi dengan cengkok yang indah di setiap ujung kalimatnya. Hingga perlu waktu bermenit-menit untuk mengumandangkan dan mendengarkan azan tersebut.

Beda dengan Maroko, azan yang seolah tak berirama, cenderung datar-datar saja. Seolah berpacu dengan waktu, tak perlu banyak gaya untuk mengumandangkan azan di negeri benteng ini. Pernah saya tanya perihal tersebut, kata faqih Ibrohim Arraisi “ya itulah azan khas maghribi jangan sekali-kali menggantinya”.

Belum lagi,mazhab fiqih yang dianut kedua negara ini juga beda. Turki dengan Mayoritas Hanafi sementara Maroko dengan Mayoritas Maliki bahkan diikat dengan dustur (undang-undang) negaranya.

Perbedaan-perbedaan fisik semacam itu pernah saya tanyakan kepada salah seorang tokoh pemikir dan sejarahwan Maroko, Dr. Mohammad Thollabi. Kata beliau “perbedaan seperti itu disebabkan karena independensi kerajaan-kerajaan yang pernah berkuasa di Maroko saat dahulu, seperti Murabithin, Muwahidin, sampai ke Sa’diyyin, mereka tidak mau mengikuti gaya khas Islam di Turki, sehingga kerajaan Maroko memiliki gaya khas fisik keislaman tersendiri seperti hal-hal yang tadi”.

Hal demikian juga diperkuat oleh pernyataan Prof. DR. Ali Muhammad Ash-Shallabi dalam bukunya ‘awamil an nuhud wa asbab as suqut li ad daulah al utsmaniyah atau “bangkit dan runtuhnya Khilafah Utsmaniyah”.

Bersambung...