Home
recent

Muhsinin Oh Muhsinin

          Sehabis sholat juma’at seperti biasanya kami langsung menuju mat’am atau tempat makan Bersama yang terletak di belakang madrasah. Perut yang sedang lapar, ditambah lagi hidangan yang belum tersedia di atas meja membuat saya dan teman-teman sedikit mengeluh. Tajin namanya, makanan khas maroko itu akhirnya terhidang juga tepat di mata saya. Bersamaan dengan hidangan itu terdengar pengumuman bahwa setelah makan langsung berkumpul lagi ke dalam masjid. Dalam hati saya mungkin ada ceramah lagi, atau do’a bersama untuk masyarakat atau kegiatan ringan lainnya.

          Ternyata tidak. Faqih kedatangan tamu 3 orang saudagar. Lalu faqih berbicara tentang keutamaan Harta dan sedekah. Sampai disini saya belum mengerti point pentingnya. Bukan point penting ceramahnya, tapi point penting tujuan beliau mengumpulkan kami ketika itu.  Sampai salah seorang saudagar tadi berdiri membagi-bagikan uang 100 dirham ke kami semua.

                Akhirnya, belum terpikirkan oleh saya sebelumnya ternyata di hari yang berkah ini tanggal tua ini kami diberi uang. Lumayanlah untuk “menyambung” hidup. Luar biasa, terbesit di hati saya. Sempat juga saya mengkalkulasikan, kami semua di madrasah ini ada sekitar 140 orang. Lalu diberi 100 dirham perorang. Itu artinya dalam sekejap itu saja 3 saudagar tersebut sudah berinfak 14000 dirham atau sekitar 20 juta rupiah. Belum lagi infak mereka ke operasional madrasah.

           Memang pembagunan dan operasional  madrasah ini, mulai dari listrik, air, sampai makan 3 kali sehari untuk para santripun gratis dan tergantung kepada muhsinin atau donatur seperti ini. Syukron jazahumullahu khairan.

          Malamnya teman saya bercerita. “ziyan hari ini kita di beri “minum” uang” sambil tertawa senang. “alhamdulillah” jawab saya. Lalu saya tanya “apakah saudagar-saudagar seperti tadi itu datang waktu-waktu tertentu? “.lalu jawabnya “ya tergantung mereka saja, terkadang satu Bulan ada beberapa kali, dengan orang yang berbeda-beda, paling sering itu Bulan Ramadhan dan Syawal dan nominalnya pun juga beragam bahkan kami pernah dapat 1000 dirham perorang, lanjutnya.

          Dia juga bilang, tidak hanya di satu madrasah ini saja, tetapi juga di madrasah-madrasah yang lain. Karena memang di daerah sous ini ada banyak madrasah-madasah tradisional seperti ini. Jadi, setiap ada kelebihan uang mereka langsung arahkan ke madrasah seperti ini. Ya, karena madrasah-madrasah seperti ini sangat mengharapkan bantuan para dermawan dan tidak bisa berharap banyak kepada pemerintah.

                Muhsinin oh muhsinin. Memang dermawannya kalian. Allah titipkan harta yang banyak kepada kalian, tetapi kalian tidak lupa daratan, dari pendidikan mana kalian berasal. Memang para muhsinin ini ibaratkan sebuah keran air. Air dititipan kepadanya, dan keran langsung menyalurkan dan menyalurkannya tergantung kebutuhan si penerima air.

Ya, saya kira ini implementasi mereka dari banyaknya ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits yang menjelaskan keutamaan bersedekah. Jelas para dermawan Maroko ini bisa menjadi panutan kita untuk bisa membagikan harta-harta kita yang berlebih. Khususnya untuk pesantren-pesantren yang membutuhkan uluran tangan para dermawan tentunya di negara tercinta Indonesia.


         
Masjid Ikdhi

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.