Home
recent

Berjama’ah di Masjid Bangkitkan Ekonomi Umat


                Sholat berjama’ah lima waktu di masjid saya rasa ini merupakan peluang untuk membangkitkan ekonomi umat, terutama ekonomi mikro atau rakyat kecil. Setelah saya amati bahwa peluang ekonomi di sekitar masjid tidak jauh kalah dengan ekonomi di pasar. Kenapa demikian?

                Kita sebagai seorang muslim sejatinya memiliki rukun islam rutinitas perharinya yakni sholat. Sholat berjamaah di masjid memiliki faedah yang lebih besar 27 kali lebih besar ketimbang sendirian di rumah. Beberapa pendapat madzhab menyatakan tentang hokum sholat berjama’ah bagi laki-laki. Ulama madzhab syafi’I dan Maliki menyatakan bahwa hukumnya Sunnah mu’akkad,
 beberapa ulama syafi’I dan Maliki lain hukumnya fardhu kifayah, cukup beberapa orang saja melakukannya di sebuah masjid di masyarakat itu. Bahkan pendapat madzhab Hambali meyatakan hukum sholat berjama’ah di masjid merupakan fardhu ain, artinya wajib bagi laki-laki.

                Tapi bukan hukumnya yang akan saya bahas di sini, melainkan bagaimana sholat berjama’ah di masjid bisa membangitkan ekonomi umat. Hari-hari pertama di Maroko, saya lihat di sekitar masjid banyak sekali orang berjualan, saya pikir ini hanya pasar malam  yang hanya ada sekali seminggu. Ternyata setelah saya amati pasar di sekitaran masjid ini ada selalu setiap malam. Di Maroko, kesadaran orang untuk melakukan sholat berjama’ah itu bisa dibilang sudah besar. Sering sekali masjid itu penuh atau paling tidak ¾nya terisi dengan jama’ah sholat 5 waktu sehari. Apalagi sholat jum’at, sampai keluar masjid mereka sholat.

                Karena banyaknya orang yang selalu ke masjid, hal ini membuat banyaknya pula pedagang-pedagang yang berjualan di depan masjid setiap kali sholat 5 waktu kecuali subuh. Mulai dari berjualan sayur-sayuran, bahan-bahan masakan, buah-buahan, perkakas dapur, perlengkapan rumah, hingga pakaian-pakaianpun banyak dijual di sekitaran masjid. Apalagi setelah sholat jum’at bisa lebih banyak lagi aneka yang diperjual belikan. Firman Allah Azza Wa Jalla, di dalam surah Al-jumu’ah ayat 9 dan 10.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ ٩

فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الأرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ ١٠


Artinya: 9. Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. 10. apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.

                Hal ini menunjukkan keseimbangan mereka dalam melaksanakan ibadah dan menumbuhkan ekonomi mereka. Dengan itu masyarakat tidak perlu jauh-jauh ke pasar lagi untuk keperluan yang tidak terlalu besar. Dan tentunya akan sangat menguntungkan bagi penjual dan pembeli karena banyaknya yang bertransaksi jual beli di luar masjid tersebut.

                Sedangkan di negeri kita Indonesia, kesadaran untuk melakukan sholat berjama’ah itu masih minim, sehingga masih banyak kita temukan masjid yang bagus besar tetapi jama’ahnya sedikit sekali, hal ini sunguh sangat disayangkan. Coba saja jika kesadaran itu sudah ada dalam setiap pribadi muslim di Indonesia, maka mungkin juga banyak orang yang berjual beli dengan memanfaatkan jama’ah di masjid. Artinya dengan berjama’ah ekonomi umat atau masyarakat terutama ekonomi mikro bisa tumbuh.

                Mungkin program berjama’ah di masjid harus lebih digalakkan oleh pemerintah. Terutama dari kementrian Agama dengan fungsinya. Walaupun program jama’ah di masjid ini sudah dicanangkan oleh beberapa pemda (pemerintah daerah) di beberapa tempat, tapi ini harus didukung penuh oleh pemerintah pusat dengan kementerian Agama. Kemudian jika sudah terealisasi maka kesadaran ekonomi di sekitar masjid akan tumbuh, sehingga masyarakat bisa lebih mandiri dan pedagang tidak hanya bergantung dengan pasar.

                

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.